Minggu, 14 Oktober 2012

Muflis #CHAPTER 2

Saudaraku ... tahukah kamu rahasianya? Sesungguhnya ghibah itulah yang membinasakan kebaikan, orang yang melakukan ghibah akan hangus semua amal kebaikannya, bahkan ghibah itu dapat mengalihkan kesalahan dan dosa-dosa orang yang dijadikan obyek ghibah kepada orang yang melakukan ghibah, kemudian dosa-dosa itu ia tanggung.

Orang yang melakukan ghibah bagaikan orang yang bekerja, akan tetapi hasil pekerjaanya ia berikan kepada orang laing, ia bagaikan orang yang mengolah kebun orang lain lalu meninggalkannya begitu saja sehingga semua hasil jerih payahnya diambil oleh pemilik kebun tersebut, maka orang yang dighibah akan menuai semua amal kebaikannya.

Saudaraku,,
Sesungguhnya ghibah adalah kesalahan besar yang dilakukan oleh anak Adam. Banyak yang terjerumus ke dalamnya akan tetapi mereka tidak menyadarinya. Jika anda terjerumus di dalam perbuatan ghibah ini, maka anda seperti orang yang mengumpulkan air dalam panci yang bocor. Bisakah kiranya panci itu menampung air yang anda taruh di dalamnya? Sekali-kali tidak! Air itu tentu akan mengalir keluar dan panci akan kembali dalam keadaan kosong. Beginilah gambaran orang yang melakukan ghibah, semua kebaikan dan jerih payahnya akan mengalir kepada orang lain.

Saudaraku... tahukah anda bagaimana cara mengontrol hawa nafsu? Atau lebih gampangnya, tahukah anda bagaimana cara menyumbat panci bocor tersebut sehingga kebaikanmu tidak akan mengalir keluar?

Jalan keluar satu-satunya ialah dengan memperkuat keimananmu kepada Allah Ta'ala, dan hal itu tidak mungkin tercapai kecuali jika anda menjaga shalat dengan baik, jika anda termasuk orang-orang yang hatinya terpaut pada masjid, jika anda termasuk orang yang jika ketinggalan takbiratul ihram (shalat jamaah) merasa bersedih dan hati anda serasa terbakar, dan sangat menyesali kejadian tersebut.

Janganlah anda lupa, bahwa obat yang kan segera menyembuhkan penyakit ghibah adalah shalat malam. Banyak orang telah mencobanya dan ternyata mereka merasakan bahwa shalat malam tersebut dapat menjadi benteng yang kuat untuk menjaga lidah dari penyakit ghibah dan namimah (mengadu domba), bukankah shalat bisa mencegah dari perbuatan keji dan mungkar?
 "Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar." (QS. Al-Ankabut: 45)
Saudaraku.. saya ingin bertanya, "Jika ada dua orang yang sama-sama memiliki mobil, mobil saalh seorang dari keduanya seharga setengah juta Riyal, sedangkan mobil orang yang lain seharga seribu Riyal, bukankah orang yang memiliki mobil mewah tersebut akan berusaha mati-matian untuk menjaga keutuhan mobilnya? Bahkan ketika membersihkannya, ia takut jika kain lapnya menyebabkan goresan pada bodi mobilnya. Beginilah orang yang memiliki banyak amal saleh, orang yang selalu memelihara shalatnya, orang yang hatinya terpaut pada masjid, orang yang selalu menunaikan shalat malam, ia sangat khawatir jika kebaikannya mengalir untuk orang lainm ia tidak ingin menggores keindahan dan kemilau imannya dengan berbuat ghibah atau mengucapkan perkataan keji.

Sedangkan orang kedua yang memiliki mobil murah tersebut tidak peduli apakah mobilnya tergores taua tertabrak, bahkan bisa jadi ia menaruhnya di mana saja tenpa ambil pusing. Inilah gambaran orang yang biasa melakukan kemaksiatan, melalaikan shalatnya, tidak pernah mencicipi shalat malam. Iman mereka luka - cacat - lagi tidak sempurna, jika ia tertimpa luka yang lainnya ia tidak akan merasakannya sama sekali.

 Saudaraku ... bukankah kamu menginginkan surga?
Jawabannya hanya satu, pasti semua orang menginginkannya. Saya sampaikan bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam telah menjamin anda masuk surga, dengan syarat anda menjaga lidah dan kemaluan anda, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,
"Barangsiapa yang mendapat penjagaan Allah Subhanahu wa Ta'ala dari kejahatan lidah dan kemaluannya ia akan masuk surga."  (HR. Tirmidzi (4/606) (2409), disahihkan oleh Al-Albani (6593))
Dari Aisyah Radhiyallahu 'Anha, ia berkata, "Saya berkata, kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, "Cukuplah Shafiyah yang begini dan begitu untukmu." Maka Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,"
"Sungguh engkau telah mengucapkan suatu perkataan, jika dicampurkan ke dalam air laut pasti ia menjadikannya keruh." Kemudian aku (Aisyah Radhiyallahu 'Anha) menceritakan tingkah laku seseorang tentang keluarganya, maka beliau bersabda, "Aku sama sekali tidak senang menceritakan tingkah laku orang lain walaupun aku diberi seberapapun dari harta dunia." (HR. Abu Dawud (5/123) (4875), Tirmidzi (4/2502), disahihkan oleh Al-Albani (5140))
Hadits ini merupakan peringatan keras atas perbuatan ghibah, Allah Ta'ala juga berfirman
"Tiada suatu ucapanpun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir." (QS. Qaaf: 18)
CHAPTER 3

0 Komentar:

Posting Komentar