Pernyataan misi pribadi
udah kita bahasa pada edisi lalu. Kini kita menginjak pada bagian: setelah
punya misi pribadi, lalu mau apa lagi ? Jawbannya adalah kamu perlu menetapkan
sasaran-sasaranmu !
Sasaran lebih spesifik
daripada pernyataan misi dan sasaran mampu membantu dirimu menjabarkan misi
pribadimu menjadi potongan-potongan kecil. Kalo misi pribadimu adalah makan
martabak, maka sasaranmu adalah bagaimana memotong-motong martabak itu.
Mendengar kata “sasaran”
mungkin menimbulkan ingatan buruk bagimu. “Oh, ya, aku pernah punya sasaran ini
itu, dan aku gagal pada sasaran itu ini.” Tapi, setiap orang pasti pernah
membuat kesalahan. Jika kamu melakukan Sembilan kegagalan dari sepuluh hal,
maka mengapa tidak berusaha sepuluh kali lipat ?
Sasaran tidak begitu
saja diturunkan dari misi pribadi. Ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan
agar proses penetapan sasaranmu berjalan dengan sukses. Berikut lima kunci yang
perlu dalam menetapkan sasaran:
Kunci
1 : Hitunglah Biayanya
Pernahkah kamu
mengalami hal seperti ini ? suatu ketika kamu telah menetapkan sasaran-sasaran.
Hari kemudian kamu belum menindaklanjutinya. Setelah hari kemudian itu pun kamu
belum menindaklanjutinya. Begitu juga dengan jadwal setelahnya. Akhirnya kamu
memang nggak punya kekuatan untuk menindaklanjutinya.
Mengapa hal ini sering
terjadi ? Karena kita tidak menghitung biayanya.
Contoh saja, sekarang
kamu menetapkan sasaran untuk memperoleh rangking yang lebih baik di kelasmu.
Oke, ini bagus banget. Tapi, sebelum mulai, hitung dulu biayanya. Apa yang
harus dilakukan untuk mencapai sasaranmu itu ? Misalnya saja, kamu harus
meluangkan waktu untuk belajar; banyak berlatih mengerjakan soal matematika dan
fisika, banyak membaca buku teks pelajaran sejarah, dan lebih sering
mengunjungi perpustakaan. Ini juga berarti kamu harus mengurangi acara mainmu
dengan teman-teman. Bisa juga kamu harus tidur lebih makam pada saat-saat
tertentu.
Setelah kamu menghitung
biayanya, hitung pula keuntungan yang akan kamu peroleh. Pengen dapat rangking
lebih baik di sekolah berarti belajar lebih keras, belajar lebih keras
Insyaallah dapat lebih paham daripada menghapal dengan system kebut semalam
kalo mau ujian. Ah, berarti kamu bisa lebih memahami pelajaran dibandingkan
dengan sekedar menghafal. Lebih paham pelajaran sekarang berarti tabungan untuk
ujian akhir tahun. Ke masa yang lebih depan lagi ini berarti modal untuk ikut
masut PT.
Setelah hitung biaya
dari keuntungan, tanyakanlah pada diri sendiri: “Apakah aku mau berkorban ?”
Jika jawabannya tidak, maka jangan tempuh sasaranmu itu. Jangan membuat
komitmen terhadap diri sendiri yang kamu tahu pasti akan kamu langgar.
Cara mengatasi yang
seperti ini adalah dengan menjadikan sasaranmu lebih mudah dicapai. Ini lebih
baik. Daripada punya sasaran dapat rangking yang lebih baik yang berarti kamu
perlu berusaha keras di hamper semua mata pelajaran. Lebih baik tetapkan
sasaran untuk mendapatkan nilai lebih baik di beberapa mata pelajaran . Nggak
semuanya. Kamu mungkin punya mata pelajaran favorit yang kamu senangi, atau
yang kamu perlukan untuk profesimu di masa depan. Mungkin mereka bisa jadi
sasaran perbaikan nilaimu. Kalau mereka udah lebih baik, kamu bisa menambah daftar
mata pelajaran yang kamu perbaiki. Ini cara yang lebih tepat. Dengan menghitung
biayanya, sasaran akan lebih realistis.
Kunci
2 : Tuliskanlah
Sasaran yang tidak
dituliskan hanyalah angan-angan. Sebagaimana pernyataan misi pribadi, sasaran
perlu dituliskan. Bagaimana pun juga sasaran tertulis lebih ampuh.
Suatu hal penting dalam
menetapkan sasaran adalah menyatakannya dengan spesifik. “Saya ingin menjadi
diri saya sendiri.” Oke, bisa jadi itu merupakan sasaaran. Tapi diri kamu
sendiri itu yang bagaimana ? Inilah perlunya kejelasan dalam menetapkan
sasaran. Inilah pentingnya spesifikasi. Dan menulis memaksamu untuk berpikir
spesifik.
Sasaran spesifik yang
dituliskan akan lebih mudah menjadi bahan acuan dalam proses menuju sasaran
itu. Ketika kamu ingin mendapatkan pekerjaan yang cocok bagi dirimu, kamu akan
kelabakan untuk membandingkan tawaran pekerjaan di depanmu dengan criteria cocok
jika kamu tidak menulis criteria tersebut. Bisa jadi kamu lupa, kan ? Atau
tiba-tiba kamu tidak konsisten?
Kunci
3 : Laksanakanlah !
Suatu ketika kamu
kedatangan orang yang meminta pinjaman uang 20 juta rupiah. Orang ini berkata. “Saya
akan mencoba mengembalikannya.” Bagaimana pendapatmu ?
Ketika sasaran sudah
ditetapkan, diperhitungkan biayanya, serta ditanyakan dengan spesifik, maka
tidak ada waktu untuk mencoba-coba, yang ada hanyalah melaksanakannya. Orang
yang berkomitmen akan menemukan jalannya.
Seseorang berkata, “Setiap
kali saya bertekad untuk mencapai suatu sasaran tertentu, saya tampaknya
menggali tambang emas kekuatan, keterampilan, dan kreativitas yang tidak pernah
saya sangka saya miliki.” Apapun yang bisa kamu lakukan atau impikan, bisa kamu
mulai. Keberanian melaksanakan mengandung kecerdikan, kendali, dan keajaibandi
dalamnya.
Kunci
4 : Gunakan Momen yang Tepat
Hidup tidak datar. Ada
saat-saat dan kejadian-kejadian yang merupakan momen-momen berarti dalam hidup
kita semua. Momen ini akan bermanfaat
banyak jika kita menggunakannya untuk menetapkan sasaran.
Di manakah kita mencari
si momen itu? Segala sesuatu yang mempunyai awalan dan akhiran akan mengandung
momen. Suatu tahun baru mewakili suatu permulaan. Peristiwa PHK mewakili suatu
akhiran. Momen yang menggembirakan merupakan saat yang menyenangkan untuk
menetapkan sasaran. Akhir yang menyedihkan memang merupakan momen yang
menyakitkan. Tapi, rahasiannya adalah memanfaatkan momen menyedihkan itu
sebagai penetapan sasaran baru. Di PHK adalah menyakitkan. Tapi menyenangkan
juga mencopba berwirausaha yang sebelumnya tak dapat dilakukan sebelum di PHK.
Ini daftar saat yang
bisa memberimu momen sementara kamu ingin menetapkan sasaran :
- Ø Tahun ajaran baru
- Ø Pengalaman yang mengubah hidupmu
- Ø Pekerjaan baru
- Ø Persahabatan baru
- Ø Kesempatan kedua
- Ø Kelahiran
- Ø Kematian
- Ø Prestasi
- Ø Kemunduran
- Ø Pindah Kota
- Ø Lulus Sekolah
- Ø Menikah
- Ø Rumah baru
- Ø Naik Gaji
- Ø Hari baru
Jangan menyangka bahwa tragedy
atau kemunduran adalah saat kamu mengucapkan selamat tinggal pada perjuanganmu.
Kemunduran, tragedy sering kali bisa berfungsi sebagai batu loncatan untuk
berubah !
Belajarlah untuk
memanfaatkan momen-momen berarti untuk menetapkan sasaran dan membuat komitmen.
Yakinlah bahwa suasana hati untuk melakukannya akan lewat. Rajin ketika kamu
sedang malas adalah ujian sebenarnya bagi karaktermu.
Kunci
5 : Ikatlah dengan Orang Lain
Pernah kamu perhatikan
pria pendaki gunung. Pada saat tanjakan yang vertical, para pendaki gunung
saling mengaitkan satu sama lain dengan seutas tambang untuk membantu mereka
mendaki dan menyelamatkan nyawa mereka kalau sampai ada yang jatuh.
Begitulah analoginya.
Kamu bisa mendapatkan hal yang lebih banyak jika kamu mau mngaitkan diri dari
orang lain. Kamu bisa mendapatkan manfaat yang lebih dengan menggunakan
kekuatan dari orang lain.
Misal, kamu punya
sasaran ingin lebih paham pelajaran matematika dan terampil mengerjakannya. Bagaimana
caramu mengaitkan diri? Mungkin kamu bisa mencari teman yang punya sasaran
serupa. Kamu bisa belajar bersama dan saling mengoreksi. Mungkin kamu bisa
menghubungi guru matematikamu dan meminta nasehatnya.
Orang-orang yang
berarti bagimu bisa menjadi ikatan yang ampuh buatmu. Ikatlah dirimu dengan teman,
saudara, sahabat, orang tua, penasihat kakek, ustadz, atau siapa pun. Semakin
banyak kamu mengikatkan diri semakin besar peluang suksesmu. InsyaAllah.
Begitulah kunci
memotong-motong misi pribadimu menjadi sasaran –sasaran yang lebih spesifik.
Ingatlah bahwa tanpa tujuan hidupmu akan mengelana tak tentu arah. Jika
demikian, suatu hari di masa tuamu, kamu akan melihat anak muda yang
berprestasi, dan kamu akan menggigit jarimu. Kalau bulan lalu kamu belajar
menuliskan pernyataan misi pribadimu, sekarang kamu akan memecahnya menjadi
sasaran-sasaran. Gunakan kelima kunci di atas ! Tetapkan misi pribadimu dan
tetapkan sasaranmu ! semoga hidupmu jadi lebih baik !
0 Komentar:
Posting Komentar